Siswa tuna
rungu mengikuti lomba menggambar tingkat SLB Se-Jakarta Timur di Gedung Serba
Guna 3 Asrama Haji, Jakarta Timur, Rabu (23/4).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan Doni Koesoema A. mengusulkan, sebaiknya anak-anak difabel sekolah di sekolah inklusif. Sebab semaksimal mungkin anak-anak difabel tetap mendapat akses ke sekolah umum.
Seharusnya, ujar Doni, terlebih dahulu anak-anak difabel masuk sekolah umum. Setelah ada penilaian berjenjang yang menunjukkan bahwa mereka perlu sekolah khusus, lalu dimasukkan ke sekolah khusus.
Terkait anak tuna grahita jika tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah umum, Doni mengatakan, anak tersebut dimasukkan ke sekolah inklusif terlebih dahulu. Setelah itu harus menjalani penilaian untuk dimasukkan ke kelas khusus.
Doni menambahkan, prinsipnya semaksimal mungkin anak-anak difabel digabung anak-anak lain di sekolah umum dengan kurikulum umun. Bila mereka tidak bisa mengikuti, mereka bisa mengikuti proses penilaian.
"Setelah itu baru mereka masuk ke sekolah khusus. Ini demi kebaikan dan perkembangan mereka," kata Doni.
Sumber: Republika