Friday, 29 May 2015
Pengamat: Mahasiswa Harus Tetap Buat Skripsi
WARTA KOTA, PALMERAH - Praktisi sekaligus pemerhati pendidikan Doni Koesoema menanggapi wacana Menristekdikti Mohammad Nasir untuk menjadikan skripsi sebagai syarat opsional kelulusan mahasiswa sarjana strata satu (S1).
Menurutnya, mahasiswa harus tetap membuat skripsi karena penggunaan skripsi secara opsional akan membuat mahasiswa malas menulis karya ilmiah.
Saat ini, tutur anggota dewan pertimbangan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) ini, kemampuan dan keinginan mahasiswa untuk membuat tulisan ilmiah masih rendah. Jika kebijakan tersebut benar dikeluarkan, tentu hal tersebut akan makin menurunkan kualitas dan kuantitas penulisan karya ilmiah mahasiswa.
"Jelas tidak tepat jika skripsi tidak diwajibkan, karena mahasiswa kita lemah dalam menulis sebuah karangan ilmiah. Bahkan seharusnya sejak SMA harus sudah dibiasakan," tuturnya, Minggu (24/5) siang.
Doni juga menyebutkan Indonesia bisa kalah dalam persaingan riset internasional jika mahasiswa tidak diwajibkan menulis skripsi. Ia menambahkan, dalam pendidikan internasional, riset merupakan budaya yang diwajibkan melalui penulisan jurnal ilmiah.
"Meski sudah diwajibkan pada 2011 untuk membuat jurnal ilmiah, PT di Indonesia belum bisa bersaing," terangnya.
Ia menegaskan, jika skripsi tidak diwajibkan, maka akan ketertinggalan akan lebih parah. Karenanya, menurut Doni, butuh disiplin untuk menuliskan karya ilmiah itu.
(Agustin Setyo Wardani)
Sumber: Warta Kota
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
BASIS, Nomor 07-08, Tahun ke- 5 5, Juli-Agustus 2006, hlm 62-68 Doni Koeseoema, A Keluarga sebagai locus educationis telah la...
-
Doni Koesoema A. Pendidikan karakter pertama kali dicetuskan oleh pedagog Jerman F.W.Foerster (1869-1966). Pendidikan karakter yang menekank...
-
BAB I PENDIDIKAN KARAKTER SEBUAH TINJAUAN HISTORIS 1.1. Perang melawan lupa 1.2. Pendidikan karakter aristokratis ala Homeros 1.3. Pendidik...