REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat pendidikan, Doni Koesoema
mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hanya
buang-buang energi, untuk mengeluarkan kebijakan indeks integritas.
"Daripada
sibuk dan buang-buang energi untuk indeks integritas, lebih baik
Kemendikbud fokus melakukan perbaikan pada sistem Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Jika, ingin membangun kejujuran dalam pendidikan,"
ujarnya kepada Republika, Selasa (14/4).
Ia menegaskan, indeks
integritas tidak akan berpengaruh besar pada tingkat kejujuran
pendidikan. Tapi, justru menimbulkan rasa kecurigaan dan keraguan
terhaap sekolah dan pemerintah. Apalagi, orang tua tidak diberitahukan
dengan detail bagaimana proses penilaian indeks integritas.
Padahal,
orang tua yang lebih merasa khawatir karena anak-anak mereka yang
mengenyam pendidikan. Sehingga, sudah sepatutnya orang tua lah yang
harus lebih dahulu mengetahuinya.
Menurutnya, pemerintah harus
ingat kembali apa tujuan adanya indeks integritas itu. Kejujuran adalah
nilai yang sangat penting dalam pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah
khususnya Kemendikbud harus benar-benar matang menanamkan kejujuran.
"Terpenting,
nilai kejujuran jangan hanya dinilai dari jawaban ujian para siswa.
Karena, setiap anak memilki kemapuan yang berbeda-beda. Dan, jika
digeneralisasikan maka, hanya menimbulkan diskriminasi bagi para siswa."
Sumber: Republika Online
Wednesday, 15 April 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
BASIS, Nomor 07-08, Tahun ke- 5 5, Juli-Agustus 2006, hlm 62-68 Doni Koeseoema, A Keluarga sebagai locus educationis telah la...
-
Doni Koesoema A. Pendidikan karakter pertama kali dicetuskan oleh pedagog Jerman F.W.Foerster (1869-1966). Pendidikan karakter yang menekank...
-
BAB I PENDIDIKAN KARAKTER SEBUAH TINJAUAN HISTORIS 1.1. Perang melawan lupa 1.2. Pendidikan karakter aristokratis ala Homeros 1.3. Pendidik...