Wednesday 15 April 2015

Minim Juknis dan Fasilitas, Pelaksanaan UN Online Diragukan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pelaksanaan Ujian Nasional Computer Based Test (CBT) segera dilaksanakan dalam waktu beberapa pekan lagi sebelum UN reguler. Namun, persiapannya masih dianggap kurang.

"Apakah Kemendikbud telah mempersiapkan hal itu dengan matang," ujar pengamat pendidikan Doni Koesoema Albertus, Rabu (11/3).   

Meski dilihat dari pelaksanaannya UN CBT membuat anggaran lebih hemat karena tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran untuk percetakan soal-soal UN, tapi urgensi ketersediaan fasilitas yang dipertanyakan. Berikut minimnya petunjuk teknis pelaksaan serta pelatihan dari Kemendikbud. 

Mengingat, lanjut ia, banyak sekolah yang masih ragu dan siswa pun khawatir dengan pelaksanaan UN CBT ini. Khususnya, jika terjadi kesalahan teknis saat pelaksanaan UN CBT. 

"Tentunya, hal itu akan sangat berdampak pada psikologis siswa, yang cemas jika terjadi kesalahan teknis pada saat UN CBT. Selain itu, masih banyak sekolah yang mengakui, belum paham secara mendalam terkait teknis UN CBT ini," katanya. 

Menurutnya, pelaksanaan UN CBT sebaiknya dilaksanakan pada tahun depan. Melihat dari kesiapan sekolah-sekolah yang akan lebih siap dan mumpuni pada tahun depan. Waktu persiapan UN CBT yang dilaksanakan tahun ini sangat pendek, sehingga rentan terjadi masalah. 

Jangan sampai, kata ia, pelaksanaan UN CBT berakhir seperti pelaksanaan Kurikulum 2013 yang dipaksakan dan berakhir pada permasalahan yang kini terjadi.

"Maka dari itu, pemerintah harus berhati-hati dalam bertindak, upayakan kesalahan jangan terjadi untuk kedua kalinya," ulasnya.

Meskipun begitu, apabila pelaksanaan UN CBT berhasil dan berdampak baik. Maka, itu adalah perubahan yang baik dan dari sisi anggaran pun akan lebih rendah. Lagi pula, kata ia, sudah seharusnya Indonesia berubah dan jangan menggunakan kertas yang hanya akan berakhir pada pemborosan. 

"Untuk mencapai hal itulah, PR pemerintah sangat banyak. Dari fasilitas, perawatan, kestabilan, dan keamanan UN CBT. Jangan sampai, fasilitas ditinggalkan begitu saja ketika UN usai dilaksanakan tanpa perawatan dan akan kembali repot ketika pelaksanan UN CBT berikutnya," paparnya.

No comments:

Pendidikan Keagamaan