Geotimes.co.id, Jakarta - Kapasitas
Anies Baswedan sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan diragukan
mampu membenahi persoalan pendidikan di Indonesia. Salah satunya terkait
keberaniannya menghapus Ujian Nasional (UN).
“Saya
tidak yakin pak Anies mampu hapus UN. Sebab ujian nasional sendiri
digagas oleh Jussuf Kalla,” kata pemerhati pendidikan, Doni Koesoema,
kepada Geotimes di Jakarta, Selasa (28/10).
Kalla
pernah menyatakan UN mesti dipertahankan demi pemerataan kualitas
pendidikan. Ia pun menolak ide penghapusan dan menyerahkan UN ke daerah
masing-masing.
"Jika
tidak ada Ujian Nasional, maka akan sulit melihat standar pendidikan di
suatu daerah. Pemerintah pun akan sulit meningkatkan pendidikan yang
diketahui tidak merata," kata Kalla.
Menurut Doni di tangan Anies lah revolusi mental berada. Satu diantara pembuktiannya adalah menghapus Ujian Nasional yang dianggap tidak terbukti meningkatkan kualitas pendidikan.
“Sekarang pertanyaannya, mau revolusi mental atau tidak?,” katanya.
Selain itu, sosok Anies selama ini dinilai lebih banyak bergulat di dunia perguruan tinggi, sementara saat ini jabatannya berhadapan pada pendidikan level dasar hingga menengah.
Nama Anies melejit sebagai tokoh pendidikan, melalui program Indonesia Mengajar yang digagasnya.
Namun Doni tidak setuju konsep yang ditawarkan Indonesia Mengajar. “Itu mengajar yang salah, karena mengirim guru-guru ke pelosok tanpa dilatih pendidikan keguruan terlebih dahulu,” katanya.
Usai dilantik, Anies mulai berkantor di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Seperti dilaporkan laman resmi kementerian, Anies meninjau lingkungan kerja selepas memimpin upacara sumpah pemuda. "Ini hari pertama...Untuk melihat situasinya seperti apa, baru lah kita keluarkan terobosan," kata Anies, di Jakarta, Selasa (28/10), seperti dikutip Antara.
Sumber: Geotimes